andi taufiq beristighfar

Senin, 30 Juli 2012

ramalan berdasarkan weton

ramalan berdasarkan weton

Hari kelahiran seseorang mempunyai pengaruh terhadap tabiat dan watak orang tersebut dalam tingkah lakunya nanti.

Berikut ini akan dijelaskan tabiat dan watak tiap-tiap orang yang lahir pada hari tujuh dan hari pasaran. Bila ada orang yang lahir pada hari:

Orang yang lahir pada hari Ahad Kliwon:
Tabiatnya sangat angkuh dan suka membanggakan diri serta mudah tersinggung, bila bertengkar ingin menang sendiri. Tetapi ia pandai menyimpan rahasia dan penghemat.

Orang yang lahir pada hari Ahad Legi:
Tabiatnya keras hati, bila ia wanita berani terhadap suami, suka membuka rahasia orang lain. Tetapi ia sangat jujur di dalam mengemban amanat, tidak mudah terpengaruh bujuk rayu orang lain dan pandai menyimpan rahasia rumah tangganya sendiri.

Orang yang lahir pada hari Ahad Pahing:
Tabiatnya mudah bimbang dan mudah tersinggung, bila ia wanita tidak taat terhadap suaminya dan anehnya ia sangat besar sekali rasa cemburunya. Tetapi ia bukanlah tipe seorang pemboros yang suka menghambur-hamburkan uang serta mengerti tanggung jawab.

Orang yang lahir pada hari Ahad Pon:
Tabiatnya keras hati, pemberani dan mudah tersinggung. Tetapi pandai mengemban amanat, sangat menaruh belas-kasihan terhadap orang yang kena musibah, terutama terhadap orang yang fakir miskin. Dari itu, ia banyak menolong.

Orang yang lahir pada hari Ahad Wage:
Tabiatnya tidak bisa menyimpan rahasia, pemboros, keras hati dan suka bertengkar. Tetapi ia sangat cerdik, pandai mencari rizqi dan suka memaafkan kesalahan orang.

Orang yang lahir pada hari Senin Kliwon:
Tabiatnya sangat cemburu, suka dipuji, bila ia wanita berani terhadap suaminya, pemboros dan suka bepergian serta kurang mengerti tanggung jawab. Tetapi suka menolong fakir miskin, terutama orang yang kena musibah.

Orang yang lahir pada hari Senin Legi:
Tabiatnya keras hati, mudah bimbang dan suka disanjung serta bila ia wanita sangat berani terhadap suami. Tetapi suka menerima nasihat orang lain, banyak memberikan pertolongan dan suka memaafkan kesalahan orang.

Orang yang lahir pada hari Senin Pahing:
Tabiatnya berhati keras, tidak suka menerima nasihat dan mudah putus asa. Tetapi ia memiliki daya ingat yang tangguh, penghemat dan suka memaafkan kesalahan orang yang mengaku bersalah.

Orang yang lahir pada hari Senin Pon:
Tabiatnya mudah tersinggung, bila bertengkar tidak mau mengalah dan tidak pandai menyimpan rahasia. Tetapi bila ia wanita sangat setia terhadap suami, bila ia berjanji tidak pernah mengingkari serta terkenal seorang yang pandai berhemat.

Orang yang lahir pada hari Senin Wage:
Tabiatnya suka menuruti kehendak kemauannya sendiri, tidak mau menerima nasihat orang lain, pemboros dan tidak pandai menyimpan rahasia. Tetapi ia mempunyai pendirian yang teguh dan suka mengalah bila bertengkar.

Orang yang lahir pada hari Selasa Kliwon:
Tabiatnya suka membanggakan diri, banyak bicara, dan mudah tersinggung. Tetapi berhati ramah, dapat memikat hati orang lain, dapat mengemban amanat serta dapat dipercaya.

Orang yang lahir pada hari Selasa Legi:
Tabiatnya Seringkali berbuat kesalahan, bila ia wanita sangat berani terhadap suami, ceroboh. Tetapi memiliki pendirian yang teguh, tidak mudah bimbang, penghemat serta mudah sadar bila menerima nasihat.

Orang yang lahir pada hari Selasa Pahing:
Tabiatnya suka disanjung bila ia wanita banyak cemburunya, kurang setia terhadap suami dan pemboros. Tetapi berhati ramah, daya ingatnya kuat serta teguh pendiriannya.

Orang yang lahir pada hari Selasa Pon:
Tabiatnya berhati keras, mudah tersinggung, bila bertengkar tidak mau mengalah, bila ia wanita kadang-kadang berani terhadap suami, tetapi sangat menaruh belas kasihan terhadap orang yang terkena musibah, sangat jujur berterus terang serta pandai menyimpan rahasia.

Orang yang lahir pada hari Selasa Wage:
Tabiatnya bila ia wanita besar sekali cemburunya, suka dipuji dan berhati keras, tetapi sangat menaruh belas kasihan terhadap penderitaan orang lain.

Orang yang lahir pada hari Rabu Kliwon:
Teabiatnya mudah bimbang, berhati keras dan banyak lupa. Tetapi bila ia wanita sangat setia terhadap suami, penghemat dan suka menerima nasihat orang lain serta mudah bergaul.

Orang yang lahir pada hari Rabu Legi:
Tabiatnya berhati keras, mudah tersinggung, tiadak pandai menyimpan rahasia dan suka disanjung. Tetapi berhati baik, suka menolong penderitaan orang lain, dan banyak menaruh belas kasihan.

Orang yang lahir pada hari Rabu Pahing:
Tabiatnya pemboros, mudah tersinggung dan mudah marah. Tetapi banyak menaruh belas kasihan terhadap sesama, suka menerima dan suka memberi serta tahan menerima cobaan.

Orang yang lahir pada hari Rabu Pon:
Tabiatnya mudah tersinggung, bila ia wanita banyak cemburunya dan tidak pandai menyimpan rahasia. Tetapi suka menerima nasihat orang lain, berpendirian teguh serta sangat memikirkan nasib orang fakir miskin.

Orang yang lahir pada hari Rabu Wage:
Tabiatnya mudah tersinggung, berhati keras dan tidak pandai menyimpan rahasia. Tetapi ia bersifat ramah terhadap sesama, pandai bergaul dan suka menolong orang lain dalam kesusahan.

Orang yang lahir pada hari Kamis Kliwon:
Tabiatnya suka pamer, penyombong dan suka membanggakan diri. Tetapi mempunyai daya ingat yang kuat, bercita-cita tinggi serta mudah menaruh belas kasihan terhadap orang yang terkena musibah.

Orang yang lahir pada hari Kamis Legi:
Tabiatnya banyak bicara, mudah tersinggung, segala sesuatunya menurut kemauannya sendiri serta susah diatur. Tetapi ia bersifat ramah, pandai bergaul serta memiliki pendirian yang teguh.

Orang yang lahir pada hari Kamis pahing:
Tabiatnya berhati keras, mudah marah, serta mudah tersinggung. Tetapi ia suka menolong penderitaan orang, pandai menyimpan rahasia, tidak mudah bimbang dan berpendirian yang teguh.

Orang yang lahir pada hari Kamis Pon:
Tabiatnya suka disanjung, mudah tersinggung, serta suka berfoya-foya. Tetapi ia bersifat ramah, memiliki sifat penyabar dan memiliki pendirian yang teguh serta suka mengalah dalam segala sesuatunya.

Orang yang lahir pada hari Kamis Wage:
Tabiatnya suka berbuat yang tidak baik, pendendam, mudah tersinggung dan berhati keras, tetapi ia pandai mengambil hati orang lain, pandai bergaul dan sangat berhemat serta memiliki pendirian yang teguh.

Orang yang lahir pada hari Kamis Kliwon:
Tabiatnya bila ia wanita banyak cemburunya, kehendaknya sulit dirubayh, tidak pandai menyimpan rahasia. Tetapi berhati mulia, pemaaf, suka menerima dan suka memberi serta memiliki daya ingat yang teguh.

Orang yang lahir pada hari Jumat Legi:
Tabiatnya keras hati, mudah tersinggung, gemar dipuji serta kadang-kadang mudah putus asa. Tetapi ia suka memberi pertolongan orang lain yang menderita, sangat tabah dalam menerima cobaan.

Orang yang lahir pada hari Jumat Pahing:
Tabiatnya gampang menerima hasutan, banyak bicara, dan berhati keras. Tetapi ia sangat menaruh belas kasihan terhadap orang yang tertimpa musibah, sangat bijaksana, serta memiliki pendirian yang teguh.

Orang yang lahir pada hari Jumat pon:
Tabiatnya kurang pandai menyimpan rahasia, berhati keras, suka disanjung dan mudah putus asa. Tetapi berhati penyabar, tahan menerima cobaan, tidak suka mementingkan kepentingan diri sendiri serta teguh pendirian.

Orang yang lahir pada hari Jumat Wage:
Tabiatnya mudah tersinggung, mudah bimbang, mudah putus asa serta tidak pandai menyimpan rahasia. Tetapi ia pandai bersyukur terhadap nikmat yang diterimanya, berhati mulia, mau menerima nasihat orang lain serta berpendirian yang teguh.

Orang yang lahir pada hari Sabtu Kliwon:
Tabiatnya berhati keras, bila ia wanita sangat berani terhadap suaminya, pemboros dan segala sesuatu susah diatur. Tetapi walau demikian ia bersifat belas kasihan terhadap orang yang terkena musibah, pemaaf dan memiliki pendirian yang teguh.

Orang yang lahir pada hari Sabtu Legi:
Tabiatnya mudah tersinggung, suka dipuji dan berhati keras serta suka menuruti kehendaknya sendiri. Tetapi pandai menyimpan rahasia, pandai bergaul serta pandai memikat hati orang lain.

Orang yang lahir pada hari Sabtu Pahing:
Tabiatnya mudah tersinggung, suka dipuji dan suka berfoya-foya. Tetapi ia pandai bergaul, banyak memberikan pertolongan terhadap orang yang terkena musibah dan memiliki daya ingat yang sangat kuat.

Orang yang lahir pada hari Sabtu Pon:
Tabiatnya pemboros, mudah tersinggung, suka berfoya-foya dan sangat keras hati. Tetapi suka menerima nasihat orang lain, suka menolong, memiliki daya fakir cerdas serta tahan menerima cobaan.

Orang yang lahir pada hari Sabtu wage:
Tabiatnya suka menuruti kemauannya sendiri, gemar dipuji dan bila ia wanita berani terhadap suami, serta bersifat serakah. Tetapi ia pandai bergaul, rendah hati, suka menerima nasihat serta pandai menyimpan rahasia.

KAIDAH PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA. PENULISAN DAN MAKNA PENGGUNAAN (KATA DEPAN - IMBUHAN - AWALAN – AKHIRAN – SISIPAN).


KAIDAH PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA. PENULISAN DAN MAKNA PENGGUNAAN (KATA DEPAN - IMBUHAN - AWALAN – AKHIRAN – SISIPAN).

Penulisan Kata depan dan Imbuhan
Menurut teman saya dan sedikit baca-baca, “di” befungsi sebagai kata depan dan imbuhan, contoh sebagai berikut,
Kata depan: di pasar, di kamar, di jalan, di sekolah, di toko, dan sebagainya.
Imbuhan: dijual, ditulis, diterbitkan, diketik, dikirim, dan sebagainya.
Kata depan atau sering disebut preposisi merupakan kata yang merangkaikan kata dengan kata lain dalam kalimat, contohnya di, ke, pada, dari, kepada. Kata depan di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar memiliki porsi tertentu bahkan pada tahun 2011 mendapatkan porsi tersendiri di dalam Standar Kelulusan. Namun, di dalam pemahaman anak kata depan di dan ke agak sulit dibedakan dengan imbuhan awalan (prefiks) di- dan ke-.
Untuk itu perlu kita kenali lebih dalam dan kita akan analisa perbedaan dari preposisi ke,di dan prefiks dari ke- dan di-. Berikut penjelasannya:
  1. Kata depan di dan ke penulisannya terpisah seperti “di rumah” atau “ke sekolah” sedangkan imbuhan penulisannya digabung seperti “diajari” atau” kebersihan”. Kesimpulannya penulisan kata depan dipisah dan penulisan imbuhan digabung.
  2. Kecenderungan kata yang dihubungkan oleh kata depan  merupakan kata benda. Kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian, contoh “di badan”, “ke mesjid”.  Berbeda dengan kata depan imbuhan di- memberikan imbuhan kepada kata dasar yang cenderung merupakan kata kerja/ kata sifat. Kata kerja adalah kata yang menyatakan perbuatan atau gerak benda,contoh imbuhan di- pada kata kerja  “dipukuli“.Kata sifat atau keadaan adalah kata yang menerangkan sifat atau keadaan suatu benda. Contoh di- pada kata sifat adalah dimusnahkan.Sedangkan imbuhan ke- memberikan imbuhan kepada kata sifat/keadaan. contoh “kepandaian”. Kesimpulannya kata depan menghubungkan kata dengan kata benda sedangkan imbuhan memberi imbuhan pada kata  sifat/kerja.
  3. Perbedaan yang ketiga adalah pada kata depan di dan ke menghubungkan kata yang merupakan kata benda dan cenderung tidak memiliki imbuhan akhiran (sufiks), contoh ke pasar. di taman. Pada kata imbuhan ke- dan di- merupakan imbuhan dari kata dasar yang memiliki akhiran, seperti imbuhan ke- cenderrung memiliki pasangan akhiran -an, contoh kebenaran. Sedangkan imbuhan di- memiliki pasangan akhiran -i dan -kan, contoh dibekali dan diabadikan. Kesimpulannya kata depan menghubungkan dengan kata benda tanpa imbuhan dan imbuhan memberi imbuhan pada kata dasar yang mempunyai akhiran (sufiks) pula.
Dari ketiga perbedaan ini, tentu memperjelas dan membuka pemahaman kita tentang perbedaan kata depan ke dan di dengan imbuhan di- dan ke-. Semoga kebingungan yang biasanya dialami siswa dalam membedakan kata depan dan imbuhan tadi dapat disanggah oleh tulisan ini. Semoga berguna dan bermanfaat.


Pengertian Imbuhan (Afiks)
Imbuhan (afiks) adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok kata. Melainkan mengubah leksem menjadi kata kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi kata yang mempunyai arti lebih lengkap, seperti mempunyai subjek, predikat dan objek. Sedangkan prosesnya sendiri di sebut afiksasi (affixation).
Imbuhan (afiks) adalah bentuk (morfem) terikat yang dipakai untuk menurunkan kata. Imbuhan (afiks) dibahas dalam bidang ilmu Morfologi. Sedangkan definisi Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Dalam definisi lain di katakan bahwa Morfologi merupakan salah satu cabang ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsiperubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. Contoh: kata Sepeda Motor terdiri dari dua morfem, yaitu morfem Sepeda dan morfem Motor, yang masing-masing merupakan kata.
Kata yang dibentuk dari kata lain pada umumnya mengalami tambahan bentuk pada kata dasarnya. Kata seperti bertiga, ancaman, gerigi, dan berdatangan terdiri atas tiga kata dasar, yaitu tiga, ancam, gigi dan datang yang masing-masing dilengkapi dengan bentuk yang berwujud ber-, -an, -er-, dan ber-an.
Perubahan-perubahan bentuk kata menyebabkan adanya perubahan golongan dan arti kata. Golongan kata Sepeda tidak sama dengan golongan kata bersepeda. Golongan Sepeda merupakan golongan kata nominal, sedangkan kata bersepeda termasuk golongan kata verbal. Kata rumah dan kata jalan termasuk golongan kata nominal, sedangkan kata berumah dan kata berjalan termasuk golongan kata verbal.
Dibidang arti, kata Sepeda, bersepeda, Sepeda-sepeda, dan Sepeda Motor, semuanya mempunyai arti yang berbeda-beda. Demikian pula kata Rumah, berumah, perumahan, rumah-rumahan, rumah-rumah, rumah sakit dan kata-kata jalan, berjalan, berjalan-jalan, perjalanan, menjalani, menjalankan dan jalan raya.
Perbedaan golongan dan arti kata-kata tersebut tidak lain disebabkan oleh perubahan bentuk kata. Karena itu, maka morfologi disamping bidangnya yang utama menyelidiki seluk-beluk kata, juga menyelidiki kemungkinan adanya perubahan golongan dan arti kata yang timbul sebagai akibat perubahan bentuk kata.
Tiga macam proses morfologis, yaitu pertama, bergabungnya morfem bebas dengan morfem terikat disebut afiksasi. Kedua, Pengulangan morfem bebas disebut reduplikasi, dan ketiga, bergabungnya morfem bebas dengan morfem bebas disebut pemajemukan. Pada proses yang pertama menghasilkan kata berimbuhan, yang kedua menghasilkan kata ulang, dan yang ketiga menghasilkan kata majemuk.
Pada umumnya imbuhan (afiks) hanya dikenal ada empat, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), awalan dan akhiran (konfiks). Dalam sumber lain disebutkan bahwa imbuhan (afiks) itu ada sembilan, yaitu prefiks, infiks, sufiks, simulfiks, konfiks, superfiks, interfiks, transfiks, dan kombinasi afiks.

Syarat-Syarat Kata Untuk Dapat Menjadi Afiksasi
Kata afiks itu harus dapat ditempatkan pada bentuk-bentuk lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Contoh: kata minuman, kata ini terdiri dari dua unsur langsung, yaitu kata minum yang di sebut bentuk bebas dan –an yang di sebut bentuk terikat. Makna ini di sebut makna afiks. Contoh kata yang lain seperti: kata timbangan, pikiran, satuan, gambaran, buatan, bungkusan.
Kata afiks itu merupakan bentuk terikat, tidak dapat berdiri sendiri dan secara gramatis (tertulis) selalu melekat pada bentuk lain. Contoh: kedua, kehendak, kekasih, ketua, artinya antara imbuhan ke- dan kata dua tidak dapat di pisahkan, karena apabila dipisahkan akan mempunyai arti yang berbeda. Demikian juga dengan kata kehendak, kekasih dan ketua. Berbeda halnya dengan bentuk di seperti pada kata di rumah, di pekarangan, di ruang, tidak dapat di golongkan afiks, karena sebenarnya bentuk itu secara gramatis mempinyai sifat bebas. Demikian halnya dengan bentuk ke seperti pada kata ke rumah, ke toko, ke kota , ini tidak dapat di golongkan afiks. Jadi, dalam afiks hanya dapat di bentuk apabila imbuhan itu dalam bentuk terikat.
Afiks tidak memiliki arti leksis, artinya tidak mempunyai pertalian arti karena kata itu berupa imbuhan. Sedangkan imbuhan itu dapat mempengaruhi arti kata itu sendiri. Contoh: bentuk –nya yang sudah tidak mempunyai pertalian arti dengan ia. Misalnya: rupanya, agaknya, termasuk golongan afiks, karena hubungannya dengan arti leksisnya sudah terputus.
Imbuhan itu dapat mengubah makna, jenis dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang fungsinya berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasar.
Contoh: afiks baru: pembaruan → peng- an. Pada contoh ini terjadi perubahan bentuk imbuhan dari pem- an menjadi peng- an, hal ini terjadi karena pengaruh asimilasi bunyi. Kata belakang → keterbelakangan → terbelakang. Pada kata ini terjadi perubahan bentukke-an.
 Macam-Macam Imbuhan (Afiks)
a.      Awalan (prefiks/ prefix) 
Awalan (prefiks / prefix) adalah imbuhan yang terletak di awal kata. Proses awalan (prefiks) ini di sebut prefiksasi (prefixation). Berdasarkan dan pertumbuhan bahasa yang terjadi, maka awalan dalam bahasa indonesia dibagi menjadi dua macam, yaitu imbuhan asli dan imbuhan serapan, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing.  Awalan terdiri dari me, di, ke, ter, pe, per, se, ber, dan dijelaskan dalam contoh.
Awalan me- pada sebuah kata dasar berfungsi untuk membentuk kata kerja aktif. Awalan pe- pada suatu kata dasar dapat berfungsi menjadi kata benda. Perubahan awalan me- menjadi meng-, pe- menjadi peng- terjadi jika kata dasar yang mengawali memiliki bunyi: /a/, /e/, /g/, /h/,/i/, /u/, /o/, /k/
  • Contoh: ambil – mengambil, hancur – penghancur
Perubahan awalan me- menjadi men-, pe- menjadi pen- terjadi jika kata dasar yang mengawali memiliki bunyi: /c/, /d/, /j/
  • Contoh: coba – mencoba, dorong – pendorong
Perubahan awalan me- menjadi mem-, pe- menjadi pem- terjadi jika kata dasar yang mengawali memiliki bunyi: /b/, /f/, /v/
  • Contoh: beli – membeli, pembeli
Perubahan awalan me menjadi meny-, pe- menjadi peny- terjadi jika kata dasar yang mengawali memiliki bunyi: /s/
  • Contoh: siksa – menyiksa, penyiksa
Kata dasar yang memiliki bunyi /p/, /t/, /k/ diubah menjadi /m/ dan /n/
  • Contoh: pakai – memakai, pemakai
Kata dasar yang tidak mengalami perubahan bunyi awalan adalah: /l/, /m/, /n/, /r/.
  • Contoh: lamar – melamar, pelamar
Awalan ber- dan per- berfungsi membentuk kata kerja aktif.
Untuk kata dasar yang diawali dengan r, maka awalan ber- menjadi be-, per- menjadi pe-.
  • Contoh: Renang – berenang, perenang
Awalan di- dan ter- berfungsi membentuk kata kerja dan membawa arti yang pasif. Penempatan obyek di depan sebagai subyek dalam kalimat dan pemindahan pelaku menjadi obyek dalam kalimat dapat diterapkan untuk kedua awalan ini.
  • Contoh: Kotoran itu diinjak oleh temanku. (membawa arti pasif)
Kotoran itu terinjak oleh temanku. (membawa arti pasif)
Awalan se- berfungsi untuk membentuk kata benda.
  • Contoh: Ikat – seikat, Indah – seindah
Awalan ke- berfungsi membentuk kata kerja intransitif ( tidak membutuhkan obyek).
  • Contoh: Luar – keluar (Ia sedang keluar .)
Dalam – kedalam (Mereka sedang kedalam.)
Awalan-awalan (imbuhan dari bahasa asing) pada kata-kata serapan yang disadari adanya, juga oleh penutur yang bukan dwibahasawan, adalah sebagai berikut:
  1. a- seperti pada amoral, asosial, anonym, asimetris. Awalan ini mengandung arti ‘tidak’ atau ‘tidak ber’.
  2. anti- seperti pada antikomunis, antipemerintah, antiklimaks, antimagnet, antikarat yang artinya ‘melawan’ atau ‘bertentangan dengan’.
  3. bi- misalnya padab ilateral, biseksual, bilingual, bikonveks. Awalan ini artinya ‘dua’.
  4. de- seperti pada dehidrasi, devaluasi, dehumanisasi, deregulasi. Awalan ini artinya ‘meniadakan’ atau ‘menghilangkan’.
  5. eks- seperti pada eks-prajurit, eks-presiden, eks-karyawan, eks-partai terlarang. Awalan ini artinya ‘bekas’ yang sekarang dinyatakan dengan kata ‘mantan’.
  6. ekstra- seperti pada ekstra-universiter, ekstra-terestrial, ekstra linguistic, kadang juga dipakai pada kata-kata bahasa Indonesia sendiri. Contoh: ekstra-ketat, ekstra-hati-hati. Awalan ini artinya ‘tambah’, ‘diluar’, atau ‘sangat’.
  7. hiper- misalnya pada hipertensi, hiperseksual, hipersensitif. Awalan ini artinya ‘lebih’ atau ‘sangat’.
  8. in- misalnya pada kata inkonvensional, inaktif, intransitive. Awalan ini artinya ‘tidak’.
  9. infra- misalnya pada infrastruktur, inframerah, infrasonic. Awalan ini artinya ‘di tengah’.
  10. intra- misalnya pada intrauniversiter, intramolekuler. Awalan ini artinya ‘di dalam’.
  11. inter- misalnya interdental, internasional, interisuler, yang biasa di Indonesiakan dengan antar-.
  12. ko- misalnya pada kokulikuler, koinsidental, kopilot, kopromotor. Awalan ini artinya ‘bersama-sama’ atau ‘beserta’.
  13. kontra- misalnya pada kontrarevolusi, kontradiksi, kontrasepsi. Awalan ini artinya ‘berlawanan’ atau ‘menentang’.
  14. makro- misalnya pada makrokosmos, makroekonomi, makrolinguistik. Awalan ini artinya ‘besar’ atau ‘dalam arti luas’.
  15. mikro- seperti pada mikroorganisme, mikrokosmos, microfilm. Awalan ini artinya ‘kecil’ atau ‘renik’.
  16. multi- seperti padamultipartai, multijutawan, multikompleks, multilateral, multilingual. Awalan ini artinya ‘banyak’.
  17. neo- seperti pada neokolonialisme, neofeodalisme, neorealisme. Awalan ini artinya ‘baru’.
  18. non- seperti pada nongelar, nonminyak, nonmigas, nonberas, nonOpec. Awalan ini artinya ‘bukan’ atau ‘tidak ber-‘.
 b.      Akhiran (sufiks/ sufix)
Akhiran (sufiks/ sufix) adalah imbuhan yang terletak di akhir kata. Dalam proses pembentukan kata ini tidak pernah mengalami perubahan bentuk. Proses pembentukannya di sebut safiksasi (suffixation). Akhiran terdiri dari kan, an, i, nya, man, wati, wan, asi, isme, in, wi, dan lainnya dalam contoh.
Contoh: -an + pikir→pikiran, -in + hadir→hadirin, -wan + karya→karyawan, -wati+karya→kryawati, -wi+ manusia→manusiawi. Semua akhiran ini di sebut sebagai akhiran untuk kata benda.
Sedangkan akhiran yang berupa kata sifat, seperti: -if→aktif, sportif. -ik→magnetik, elektronik. -is→praktis, anarkis. -er→komplementer, parlementer. -wi→manusiawi, surgawi, duniwi.
Kadang-kadang akhiran yang berupa kata sifat, ada yang berasal dari bahasa inggris dan ada yang berasal dari bahasa arab. Contoh: -al→formal, nasional. -iah→alamiah, batiniah. -i→abadi, alami, hewani, rohani. -nya→melihatnya, mendengarnya, mengalaminya. -in→muslimin, mu’minin. -at→muslimat, mu’minat. -us→politikus. -or→koruptor. -if→produktif, sportif. Untuk lebih lengkap, simak selanjutnya.
Pada kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia kita jumpai akhiran-akhiran seperti berikut:
  1. –al misalnya pada actual, structural, emosional, intelektual. Kata-kata yang berakhiran –al ini tergolong kata sifat.
  2. –asi/isasi misalnya pada afiksasi, konfirmasi, nasionalisasi, kaderisasi, komputerisasi. Akhiran tersebut menyatakan ‘proses menjadikan’ atau ‘penambahan’.
  3. –asme misalnya pada pleonasme, aktualisme, sarkasme, antusiasme. Akhiran ini menyatakan kata benda.
  4. –er seperti pada primer, sekunder, arbitrer, elementer. Akhiran ini menyatakan sifat.
  5. –et seperti pada operet, mayoret, sigaret, novelete. Akhiran ini menyatakan pengertian ‘kecil’. Jadi operet itu ‘opera kecil’, novelet itu ‘novel kecil’.
  6. .–i/wi/iah misalnya pada hakiki, maknawi, asasi, asali, duniawi, gerejani, insani, harfiah, unsuriyah, wujudiyah. Akhiran-akhiran ini menyatakan sifat.
  7. –if misalnya pada aktif, transitif, obyektif, agentif, naratif. Akhiran ini menyatakan sifat.
  8. –ik (1) seperti pada linguistik, statistik, semantic, dedaktik. Akhiran ini menyatakan ‘benda’ dalam arti ‘bidang ilmu’.
  9. -ik (2) seperti pada spesifik, unik, karakteristik, fanatik, otentik. Akhiran ini menyatakan sifat.
  10. –il seperti pada idiil, materiil, moril. Akhiran ini menyatakan sifat. Pada kata-kata lain kata-kata ini diganti dengan –al.
  11. –is (1) pada kata praktis, ekonomis, yuridis, praktis, legendaries, apatis. Akhiran ini menyatakan sifat.
  12. –is (2) pada kata ateis, novelis, sukarnois, marxis, prosaic, esei. Akhiran ini menyatakan orang yang mempunyai faham seperti disebut dalam kata dasar, atau orang yang ahli menulis dalam bentuk seperti yang disebut di dalam kata dasar.
  13. –isme seperti pada nasionalisme, patriotisme, Hinduisme, bapakisme. Isme artinya ‘faham’.
  14. –logi seperti pada filologi, sosiologi, etimologi, kelirumologi, -logiartinya ‘ilmu’.
  15. –ir seperti pada mariner, avonturir, banker. Akhiran ini menyatakan orang yang bekerja pada bidang atau orang yang mempunyai kegemaran ber-.
  16. –or seperti pada editor, operator, deklamator, noderator. Akhiran ini artinya orang yang bertindak sebagai orang yang mempunyai kepandaian seperti yang tersebut pada kata dasar.
  17. –ur seperti pada donator, redaktur, kondektur, debitur, direktur. Akhiran ini seperti yang di atas menyatakan agentif atau pelaku;
  18. –itas seperti pada aktualitas, objektivitas, universitas, produktivitas. Akhiran ini menyatakan benda.

c.       Sisipan (infiks /infix)
Sisipan (infiks/ infix) adalah imbuhan yang terletak di dalam kata. Jenis imbuhan ini tidak produktif, artinya pemakaiannya terbatas hanya pada kata-kata tertentu. Jadi hampir tidak mengalami pertambahan secara umum. Sisipan terletak pada suku pertama kata dasarnya, yang memisahkan konsonan pertama dengan vokal pertama suku tersebut. Prosesnya imbuhan kata tersebut di sebut infixation. Imbuhan yang berupa sisipan seperti: -er-, -el-, -em- dan -in.
Sisipan ( infiks/ infix) dapat mempunyai makna, antara lain:
 i.    Menyatakan banyak dan bermacam-macam. Contohnya: tali→ temali, artinya terdapat bermacam-macam tali. gigi→gerigi, artinya terdapat bermacam gigi. sabut→serabut, artinya terdapat bermacam-macam sabut. kelut→kemelut, gunung→gemunung, artinya terdapat bermacam-macam gunung.
 ii.      Menyatakan intensitas frekuentif, artinya menyatakan banyaknya waktu. Contoh: getar→gemetar, artinya menunjukan banyaknya waktu getar atau gerak suatu benda. guruh→gemuruh, artinya menunjukan banyaknya waktu guruh. gertak→gemertak, artinya menujukan banyaknya waktu bunyi gertak. cicit→cericit, artinya menujukan banyaknya waktu bunyi cicit.
 iii.      Menyatakan sesuatu yang mempunyai sifat seperti yang di sebut pada kata dasarnya. Contoh: kata kerja→kinerja, artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan kerja atau sesuatu sifat kegigihan. kuning→kemuning, artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan warna kuning. gilang→gemilang, artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan cerah. turun→temurun, artinya sesuatu yang mempunyai sifat terus-menerus. tunjuk→telunjuk, artinya sesuatu yang mempunyai sifat seperti tunjuk.
Ada juga sisipan (infiks) yang di pengaruhi oleh bahasa jawa. Contoh: kata kesinambungan, yang merupakan kata dasar dari kata sinambung yang di sebut kata dasar sekunder. Sedangkan kata dasar primernya sambung mendapat sisipan –in- yang artinya menyatakan sifat terus-menerus. Sama halnya dengan istilah yang terdapat dalam bidang ekonomi, dalam proses imbuhan kata dasar juga terdapat istilah yang sama, tetapi mempunyai makna yang berbeda. Istilah itu adalah kata dasar primer, kata dasar sekunder, dan kata dasar tersier.
Kata dasar primer adalah kata dasar yang berupa kata asal atau morfem dasar, yang di pakai sebagai kata dasar pertama dalam pembentukan kata jadian. Contoh: dengar→dengarkan→perdengarkan, artinya kata dengarkan merupakan kata dasar dari kata dengar yang mendapat akhiran– kan . Demikian juga dengan kata perdengarkan, berasal dari kata dasar dengar yang mendapat konfiks per-kan. Kata dasar primer, haruslah pada kata jadian yang sekurang-kurangnya di bentuk melalui dua tahap.
Kata dasar sekunder adalah kata dasar yang berupa kata jadian yang di pakai sebagai dasar kedua dalam pembentukan kata jadian yang lebih kompleks. Contoh: dengarkan→perdengarkan, dipikir→dipikirkan, main→bermain-main, merata→meratakan.
Kata dasar tersier adalah kata dasar yang berupa kata jadian yang di pakai sebagai dasar ketiga dalam pembentukan kata yang lebih kompleks. Contoh: kata guna→gunakan→pergunakan→mempergunakan. ingat→ingatkan→ peringatkan→ diperingatkan. harap→harapkan→diharapkan→diharapkannya.
Sisipan (infiks/ infix) biasanya di bentuk dari kata benda (nomina) menjadi kata sifat (adjektifa). Adjektifa tingkat kuatif dengan prefiks se- dan tingkat superlatif dengan prefiks ter-. Hasil pengafiksan dengan infiks atau sisipan –em- pada nomina, adjektiva yang jumlahnya sangat terbatas.
Benda (nomina) →sifat (adjectifa)
Getar → gemetar, guruh → gemuruh, kilap → kemilap, kilau → kemilau, santan → semantan, gerlap → gemerlap, gilang → gemilang, gilap → gemilap, taram → temaram, serbak → semerbak .
REFERENSI:
Anonim, 2010. Dasar-Dasar Tata Bahasa Indonesia: http://edukasi.kompasiana.com/
Wahyu. Pembentukan Kata: http://t_wahyu.staff.gunadarma.ac.id/
Utarining Hadiyati, 2008. Imbuhan: http://utarininghadiyati.multiply.com/
Anonim, 2009. Imbuhan (Afeks): http://www.humbud.uin-malang.ac.id/
Anonim, 2007. Bahasa dan Budaya Indonesia: http://forum.alambahasa.com/
Anonim, 2009. Kata dan Pembentukan Kata: http://gemasastrin.wordpress.com/
Widi, 2009. Sastra dan Seni Pendidikan: Imbuhan, : http://bilikide.blogspot.com/