andi taufiq beristighfar

Kamis, 28 Januari 2010

renungan

Berjuanglah Untuk Lulus Ujian

Hidup penuh lika liku, orang hidup semua mempunyai masalah, hanya orang yang sudah tidak bernyawalah yang tidak punya masalah di dunia ini. Bahkan menurut saya orang yang sudah mati pun sesungguhnya mempunyai masalah. Anda boleh percaya atau tidak. Menurut kepercayaan saya orang yang sudah mati harus membayar masalah yang dihadapinya di dunia sekecil apapun itu. Orang mati tentunya menghadapi masalah pengadilan akhirat. Sungguh tidak adil jika orang yang di dunia sangat bermasalah, seperti zalim kepada orang lain, membunuh ribuan nyawa, korupsi milyaran,dstnya. Masalahnya akan tuntas setelah ia mati. Padahal didunia ia tidak mendapat pengadilan yang adil. Maka jika kematian telah melepaskannya dari kezaliman dan kejahatan yang dia lakukan tidak adil bukan. Maka dari itu pengadilan Akhirat wajib ada hukumnya. Apalagi buat orang yang selama ini dianiaya. Mereka pasti menuntut keadilan Tuhan yang seadil-adilnya.
Hidup adalah untuk berjuang. Hidup tanpa perjuangan adalah sebuah kemunafikan. Setiap orang hidup mesti harus berjuang. Sekecil apapun usaha itu. Manusia mau makan saja butuh usaha dan perjuangan. Lihat kita sebelum makan tentu harus berusaha masak dahulu. Jika kita di beri makanan, tentu kitapun masih perlu mengambil dan memasukaknnya kemulut, dan tentunya berusaha mengunyahnya. Setiap insan yang lagi dirundung masalah berjuanglah. Yang jelas Bunuh diri bukan solusi. Sebab orang mati pun punya masalah.
Pada dasarnya ujian adalah seberapa besar perhatian yang anda berikan untuk mengembangkan diri anda dan membantu orang lain ditengah kehimpitan. Di tengan ujian itulah kita dapat dinilai. Derajat akan naik atau turun. Bagi pelajar untuk bisa naik kelas tentunya ada ujian. Dan dalam ujian itulah ada anugrah penghargaan. Dan tentunya kita harus berdo’a untuk memantapkan langkah kita… manusia berusaha, Tuhan berkuasa.
Ketika ujian anda di nilai, maka anda harus tunjukkan dalam bidang apakah kesuksesan telah anda raih: belajar, kerja keras, kepribadian, bakat, ketrampilan, kesempatan, hubungan, sikap melindungi, atau keberuntungan? Sukses yang anda dapatkan dan simpan sendiri tidak akan mendapatkan penghargaan. Semakin besar anugerah yang anda dapatkan, maka semakin besar tanggung jawab anda untuk berbagi keberuntungan tersebut dengan orang lain.
GET THE SPIRIT
Klo orang lain bisa mengapa kita tidak! Kita pasti bisa… Amien

bab 1 rencana skripsi

PROPOSAL SKRIPSI



(Telaah Psikologi)



















Nama : ANDI TAUFIQ HAKIM
Nim : 323053001









Jurusan Ushuluddin / Prodi Tafsir Hadits










BAB : I
KONSEP PUTUS ASA DALAM AL QUR’AN
(Telaah Psikologi dengan metode Maudhu’i)

A. Latar Belakang Masalah

Al qur’an sebagai pedoman utama umat islam yang merupakan wahyu dari Allah SWT yang merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW diturunkan kepada nabi Muhammad saw. Al qur’an berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia (hudan linnas). Al qur’an adalah, sebagai sumber hukum dari pedoman hidup bagi pemeluk Islam. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqoroh ayat 185.
       ••     
Artinya :
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Dari keterangan diatas jelas bahwa al qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, petunjuk dalam artian supaya manusia dalam hidup di dunia ini tidak tersesat. Akan tetapi pada kenyataan yang terjadi di era perkembangan zaman sekarang ini banyak manusia yang justru berputus asa ketika banyak dirundung masalah. Stress tinggi karena gagal jadi caleg, putus asa karena gagal ujian, Bunuh diri di tinggal pacar/istri, gantung diri karena sakit yang diderita tak kunjung sembuh, bunuh diri karena masalah ekonomi, Dan seterusnya. Padahal di dalam al qur’an di jelaskan:
     
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Qs. Al-Baqoroh : 286)

Dari ayat di atas menjelaskan bahwa sesungguhnya Allah memberikan suatu cobaan atau masalah sesuai dengan kemampuan seseorang. Lalu bagaimana dengan orang yang mengalami keputus asaan dalam hidupnya. Kira – kira apa yang salah dengan mereka sehingga mengalami keputusasaan.
Di ayat lain ada penjelasan
   • 
5. Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Alam nasroh: 5).
Dalam al qur’an juga disebutkan ayat yang berkenaan dengan putus asa, dan manusia dilarang berputus asa:
               
Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (Qs. [12] Yusuf : 87).
Dari keterangan ayat di atas bahwa manusia jangan sampai berputus asa. Ayat itu juga mengindikasikan bahwa Allah memberi cobaan yang berupa kesulitan itu sesungguhnya akan membawa manusia kepada kemudahan dan kemajuan. Masih banyak juga diantara manusia yang berputusasa karena kurangnya keimanan kepada Nya..
Di surat al isro’ ayat 83 di jelaskan
             
83. dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila Dia ditimpa kesusahan niscaya Dia berputus asa. (surat Al isro’ : 83)


Bagaimana tinjauan dari sisi psikologis sehingga seseorang sampai berputus asa dalam menghadapi masalah dan bagaimana pula hubungan nya putus asa dengan ilmu tasawuf.

B. Alasan Pemilihan judul
Seiring kemajuan dan perkembangan zaman yang makin kompleks. Membuat kebutuhan manusia akan segala sesuatu juga meningkat. Tingginya kebutuhan dan keinginan akan terpenuhinya segala harapan yang sangat diimpikan membuat manusia berusaha mendapatkan apa-apa yang dinginkannya.
Harapan mampu menggapai apa yang di cita-citakan bisa ada digenggaman merupakan dambaan setiap orang. Akan tetapi tak jarang kenyataan berkata lain, banyak harapan manusia dan keinginannya tidak dapat diraihnya. Hal itu bisa terjadi karena kemampuan manusia tak sebanding dengan keinginannya yang hadir tiada habisnya. Karena terjadinya kegagalan meraih apa yang ia impikan dan ia harapkan, itulah yang bisa menjadikan manusia putus asa. Keputus asaan manusia dapat terjadi tatkala dirinya yang lemah tak sanggup dan tak siap menerima kenyataan pahit, yaitu tidak dapat meraih apa yang diharapkan selama ini.
         
28. Allah hendak memberikan keringanan kepadamu[286], dan manusia dijadikan bersifat lemah.
Pada saat ini banyak orang yang mengalami strees dan putus asa dalam hidupnya. Apalagi di tengah resesi ekonomi global yang membuat pendapatan/ perekonomian masyarakat menurun karena di PHK sedangkan kebutuhan hidup tetap. Dan fenomena lainnya seperti maraknya pemberitaan orang berusaha bunuh diri dari apartemen atau pusat perbelanjaan.
Berdasarkan kenyataan yang terurai diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti dan mengkaji ayat-ayat Al qur’an yang membicarakan masalah putus asa, sehingga dapat diketahui dengan jelas berapa ayat-ayat al qur’an yang menjelaskan seputar putus asa. Dan bagaimana sebenarnya konsep putus asa menurut al qur’an serta bagaimana fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, dampaknya dan bagaimana dalam tinjauan psikologis.
Dari sekian banyak cara yang bisa membantu untuk dapat memahami hal itu yaitu dengan mengumpulkan ayat yang membahas hal tersebut dengan menggunakan metode maudhu’I (temetik). Yang dimaksudkan dengan metode tematik adalah membahas ayat-ayat al qur’an sesuai dengan tema atau judul yang telah ditetapkan.

C. Batasan Masalah
Supaya penulisan skripsi ini sesuai dengan judul dan terfokus dalam satu pembahasan yang utuh, maka pembahasan dibatasi pada kajian :
1. Konsep putus asa dalam Al qur’an (pengumpulan ayat-ayat tentang putus asa)
2. Fenomena keputus asaan manusia tatkala mengalami kegagalan
3. Dampak psikologis keputus asaan manusia;
4. Orang yang mengalami putus asa dalam tinjauan psikologi.
5. Upaya pencegahan dan meminimalisir terjadinya keputusasaan.


D. Rumusan Masalah
Supaya dalam penulisan skipsi ini sesuai dengan judul dan agar tidak terjadi kerancuan dalam pembahasan, maka dalam skripsi ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep putus asa dalam Al qur’an (pengumpulan ayat-ayat tentang putus asa)?
2. Bagaimana fenomena keputusasaan manusia tatkala mengalami kegagalan?
3. Bagaimana Dampak psikologis keputusasaan manusia;?
4. Bagaimana Putus asa dalam tinjauan psikologi?
5. Bagaimana upaya menanggulangi putus asa dalam diri?

E. Kegunaan Penelitian
1. Teoritis
Hasil penelitian ini, disamping untuk kepentingan akademis (academic significance) juga untuk bahan rujukan penelitian yang berkaitan dengan topic. Sekaligus memberikan penjelasan mengenai sikap putus asa yang dialami manusia dari aspek psikologi untuk memberikan sumbangan keilmuan dan wacana baru dalam kajian tafsir, khususnya metode tafsir maudhu’I (tematik).
2. Praktis
Dalam tataran praktis hasil penelitian ini diharapkan akan memberi satu pedoman bagi umat islam yang hidup di era modern ini, untuk mengisi kekosongan jiwa dan spiritual mereka ditengah makin kompleksnya persoalan hidup. Harapan yang berlebih dan kompleksnya persoalan mengakibatkan tidak sedikit dari manusia yang mengalami keputus asaan tatkala dirundung masalah atau persoalan hidup, apalagi jika dirinya merasa tidak mampu menyelesakan masalah.
Sehingga dengan adanya kajian ini diharapkan dapat membantu mereka yang lagi di landa putus asa mendapat pencerahan dan jalan penyelesaian masalah yang lebih baik.

F. Penegasan Istilah dan Ruang lingkup Penelitian
Judul penelitian ini di dukung oleh tiga istilah yang perlu di bahas sebagai pegangan dalam kajian lebih lanjut, ketiga istilah tersebut adalah “konsep” Putus asa” dan “Al-qur’an”
Konsep : menurut bahasa adalah : ide umum; pengertian; pemikiran; rancangan dasar di dalam kamus lain konsep berarti : rancangan (rencana) tertulis: perumusan sementara suatu undang-undang, peraturan penetapan. Kata ini juga berarti gambaran yang bersifat umum atau abstrak dari sesuatu. Dalam bahasa Indonesia, konsep diartikan dengan 1. rancangan atau design surat dan sebagainya. 2. ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa kongkrit. 3. gambaran mental dari obyek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.
Putus asa : hilangnya semangat, harapan
Al qur’an : menurut bahasa kata al-qur’an merupakan masdar yang maknanya sinonim dengan makna qiro’ah (bacaan), al-qur’an dengan arti qiro’ah ini sebagaimana dipakai dalam ayat 17-18 surat al qiyamah.

G. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian dalam skripsi ini meliputi :

1. Bentuk penelitian

Bentuk penelitian ini menggunakan bentuk literal atau kepustakaan yaitu telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka dan hasil penelitian ini yang terkait dengan topic (masalah kajian) .
2. Data yang dihimpun

Adapun jenis data yang penulis kumpulkan yaitu berupa data primer dan data sekunder.

a. Data primer yaitu data langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber utamanya adapun sumber tersebut diantaranya sumber tertulis meliputi: Mushaf Al qur’an terjemahan, kitab-kitab tafsir al qur’an seperti tafsir terjemahan ibnu katsier, buku-buku Psikologi. Dan untuk memudahkan mencari ayat-ayat al qur’an mengenai pokok bahasan judul, penulis menggunakan software Al qur’an digital.
Penulis juga akan mencari informasi langsung kepada Psikolog atau orang yang dianggap mempunyai wawasan didalam ilmu kejiwaan.
b. Data sekunder yaitu data yang biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen yang berupa dari buku-buku dan sumber lainnya yang tidak secara langsung berkaitan dengan tema. Walaupun begitu bukan berarti data sekunder kalah bermutu dibandingkan dengan data primer . Diantaranya adalah Tazkiyat al-nafs, buku-buku tasawuf . Data sekunder lain misalnya dari majalah, internet dll.

3. Bentuk pengambilan data

Sebagaimana layaknya studi literatur yang mengumpulkan data melalui kepustakaan, maka secara sederhana upaya pengumpulan data dapat dicapai melalui penelitian koran / majalah, sumber-sumber dari internet, dan tentunya buku-buku karya para intelektual dan tokoh-tokoh yang bisa digunakan sebagai literatur dalam membahas skripsi ini. Yaitu dilakukan dengan cara mencatat bagian-bagian tertentu yang dianggap penting dari bahan pustaka tersebut, kemudian penulis mencatat di atas lembaran kertas yang sudah disiapkan dan membuat rekaman pendapatnya.
Penulis juga akan mencari sumber dari psikolog atau orang yang dianggap bersingungan dengan dunia psikologi, yang mana keberadaannya erat kaitannya dengan masalah yang dikaji.

4. Pendekatan dan analisa data

Untuk masalah pendekatan pengambilan data, penulis menggunakan metode maudhu’I : yaitu membahas ayat-ayat Al qur’an yang sesuai dengan tema atau judul yang telah di tetapkan.
Dalam penafsiran ini penulis mengumpulkan ayat-ayat yang sesuai tema dan didukung oleh penafsiran para mufasir lalu dianalisis. Selain itu penulis juga akan menggunakan pendekatan psikologi untuk menemukan jawaban terhadap suatu pokok masalah. Sedangkan untuk menganalisa data penulis menggunakan pendekatan sebagai berikut :
a. Analisis kewahyuan : yaitu pengkajian tentang al qur’an dan hadits terutama bagaimana ia memberikan jawabannya sendiri mengenai berbagai problem yang dihadapi manusia.
b. Analisa isi : analisa isi disini dimaksudkan melakukan analisis terhadap makna putus asa yang terkandung dalam al qur’an berdasarkan isi yang terkandung dalam al qur’an, kemudian dilakukan pengelompokkan yang disusun secara logis dan dianalisa menurut pandangan dunia psikologi.

H. Langkah-langkah Penelitian
Langkah yang di tempuh dalam tafsir maudhu’I adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan tema yang akan di carikan jawabannya dalam Al qur’an yaitu tema tentang putus asa.
2. Mengumpulkan ayat-ayat al qur’an yang menjelaskan tentang berputus asa baik secara implisit maupun eksplisit, yang berhubungan dengan makna putus asa.
3. Mencari penafsiran mengenai ayat tentang putus asa dalam Al qur’an tersebut dalam kitab tafsir.
4. Merumuskan makna putus asa dari dari kamus besar bahasa Indonesia.
5. ayat-ayat tersebut dengan mencari tafsir pada ayat-ayat yang lain atau dari munasabahnya dengan ayat sebelumnya atau sesudahnya. Dalam hal ini disebut tafsir al qur’an bi al qur’an
6. membandingkan ayat-ayat secara keseluruhan dengan jalan menghimpun yang mempunyai pengertian yang sama.
7. menyimpulkan ayat-ayat yang telah di kaji secara detail.
8. mengkaji fenomena keputus asaan yang dialami seseorang yang bersumber dari Koran / internet
9. mencari hubungan keputus asaan yang terjadi dengan psikologi.

I. Sistematika Penelitian
Supaya dalam penulisan skripsi ini sesuai dengan judul yang telah diajukan dan tidak rancu dalam pembahasannya. Maka penulisan skripsi ini akan di tuangkan dalam sistematika pembahasan yang disusun dalam bab-bab sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, lingkup penelitian, metode penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II. Berisi
Pengertian putus asa, kajian ayat-ayat yang berhubungan dengan putus asa dalam al-qur’an.
BAB III Berisi
Fenomena maraknya keputusasaan manusia.
Penyebab timbulnya putus asa dari aspek psikologis
Rentetan peristiwa yang di akibatkan keputusasaan
BAB IV Dampak dan pengaruh putus asa bagi manusia.
Upaya penanggulangan dan pengurangan keputusasaan yang dialami manusia.
Pemahaman ayat al qur’an yang berkaitan dengan putus asa.
BAB V Penutup dan kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Departemen agama RI. Al qur’an dan terjemah, Jakarta. 1997
Baidan, Nasrudin. Metodologi penafsiran al qur’an, Yogyakarta:Pustaka pelajar Cet II., 2000.
Al barry Dahlan. Kamus ilmiah popular, Surabaya: arkola
Mas’ud khasan Abdul Qohar. Kamus ilmiah popular, Bintang pelajar.
Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus besar bahasa Indonesia, Jakarta: Balai pustaka, 1996.
Em zul fajri, Kamus lengkap bahasa Indonesia , yogya: difa publisher, 2006
Abdul jalal. Ulumul qur’an, Surabaya: dunia ilmu, 2000,
Departemen agama Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tulungagung, Pedoman penyusunan skripsi, (Tulungagung,2005).
Sumadi surya brata, metode penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998,
Marzuki, Metode Riset, Yogyakarta: Hanindita offset, 1986,











Definisi keputus asaan
Keputusasaan adalah tangisan rasa sakit manusia disebabkan kematian seorang kekasih, putusnya hubungan percintaan, atau seseorang yang tiba-tiba tertimpa penyakit yang menyebabkan cacat.
Keputusasaan adalah akibat dari hantaman keras kehidupan dan tanggapan emosional terhadap pukulan itu. Rasa sakitnya nyata, namun seseorang akan menemukan kekuatan seiring berjlannya waktu dalam kehidupan ini dan dia tidak membiarkan keputusasaan itu berubah menjadi gaya hidup depresi.
Keputusasaan adalah realisasi dan kesadaran bahwa hidup penuh dengan pengalaman emosional mulai dari rasa senang hingga rasa sakit, mulai tawa hingga air mata, mulai dari kemenangan hingga rasa takut. Saat – saat keputus asaan memeang sukar, namun hal itu benar-benar membantu seseorang untuk menghargai rasa senang dan puncak kehidupan dan kadang-kadang mengguncang seseorang untuk menguji kembali tujuan utama hidupnya.